Thursday, June 21, 2007

Learn to Read

Sejak Hikari 'dicurigai' ber-dominan otak kanan, saya dan Papap kemudian mengerti mengapa dia seperti tidak bisa melihat 'urutan logika' pada Alfabet. Alphabet and alphabetical order don't make sense to him.

Bila anak lain dengan enteng tak banyak cingcong melahap A, B, C, D... sesuai urutan, Hikari malah mempertanyakan mengapa harus B setelah A.

Bila saya ajarkan dia membaca dengan metode suku kata seperti: D-A=Da/D-I=Di/Da-Di, Hikari akan balik bertanya, "Dadi itu apa, Ma?"

Bila saya ajarkan metode 5 kata satu hari, selama beberapa hari, dia akan mengerutkan dahinya dan dengan sopannya berkomentar, "aku capai".

Bila Papap sampai turun tangan duduk di sebelah Hikari dan menyuruhnya mengeja pelan-pelan, Hikari akan memeluk Papap sambil meringis, "aku sakit perut."

Saya dan Papap percaya sepenuh hati kalau umur 4.5 tahun memang belum berkewajiban untuk bisa membaca, walaupun dunia kecil disekitar kami tampaknya tidak percaya pada hal yang sama. Kami berusaha menulikan suara-suara 'si A sudah bisa membaca lancar umur 4 tahun' atau 'si B ikut rapid reader dari umur 3' atau 'Bunda, tolong diulang belajar alfabetnya di rumah'. Agak susah. Apalagi bila ada si C yang jadi sepupu pembanding di dekat kami. Pertanyaan 'kenapa ya dia gak bisa seperti si C' sering muncul.

Pasca diagnosa, saya berusaha mencari informasi apa yang harus dilakukan. Kalau metode pengajaran konvensional tidak bisa dipakai, something's got to be done. Saya pun berakrobat.

Lupakan buku-buku belajar membaca konvensional. Saya hanya butuh kalender bekas, sedotan dan spidol. Saya bentuk kalender bekas menjadi berbentuk ikan, tempel sedotan untuk pegangan, dan saya tulis satu suku kata di badan ikan. Sekarang Hikari punya ikan bernama Ba, Bi, Bu sampai Za, Zi, Zo.

Sejak punya mainan alfabet ikan keadaan menjadi berbalik. Sekarang Hikari yang akan memaksa saya untuk 'Main Ikan'. Kalau begitu saya akan pegang beberapa ikan, dan bercerita dengan gaya yang bikin orang dewasa bergegas mencari earplug. "Ikan Ba, Co, dan Gu sedang mencari rumput laut! Dibaca jadi apa ini, Ri?" yang langsung dijawab cepat oleh Hikari 'Bacogu!'. Gosh, he can see the order now!

Berhari-hari kami bermain ikan, walau ada progress, Hikari toh masih belum terlihat mau membaca lebih dari dua suku kata.

Tadi, malam, Papap mengajak kami ke supermarket di depan komplek. Pulangnya, kami mampir di tukang fotokopi yang kiosnya bersebelahan dengan tenda tukang nasi goreng. Hikari duduk ngejogrok di atas batu di depan kios. Tidak mau pindah. Diaaammm saja. Setelah 15 menit, dia berteriak kencang, "MAMAAAA!!! AKU BISA BACA ITU!" Jari telunjuknya menunjuk tenda si tukang nasi goreng. "ITU BACANYA NA-SI-GO-RE-ENG!"

Akhirnya...


This post was first published here.

2 comments:

Anonymous said...

Mbak Devi .. saya ini udah dari ujung ke ujung baca blog ini ..hihihi.

Salut dgn usaha mbak dan Papap!!

obat kuat dan tahan lama lelaki said...

good share
obat kuat dan tahan lama lelaki
obat keputihan herbal
oris breast cream
obat diet herbal